Minggu, 13 Februari 2011

TAPI BUKAN AKU

TAPI BUKAN AKU *CERPEN*

oleh Retno Handini pada 31 Desember 2010 jam 20:52
Kadang kala ada saatnya kita benar-benar merasa lelah...
lelah akan semua hal...
merasa sudah tak sanggup lagi, bahkan memilih untuk menyerah meski hati tak inginkan itu...
kadang kala kita pun akan salah memilih, salah bertindak, bahkan salah untuk mengambil keputusan yamg mungkin membuat orang yang kita sayangi terluka...
---------------------------------------------------------------
Jangan lagi kau sesali keputusanku
Ku tak ingin kau semakin kan terluka
Tak ingin ku paksakan cinta ini
Meski tiada sanggup untuk kau terima

Gadis itu tertunduk lesu, merasa lelah dan bersalah akan semua hal yang telah ia lakukan pada lelaki dihadapannya..... ya itulah yang ia rasakan kala ini... sedangkan lelaki dihadapannya selalu saja memaafkan kesalahannya,dan terus menceramahinya, meminta sang gadis tuk tetap ada disampingnya, menemaninya, meminta sang gadis tuk tetap jadi gadisnya.

"vi... ayolah aq sudah memaafkanmu, kita jalani kembali seperti sebelumnya, aku janji akan menjagamu, aku janji akan membahagiakanmu, dan aku janji akan memberikan apapun yang kamu manu vi" ucp gabriel sambil berlutut dan menggenggam kedua tangan sivia erat-erat berusaha mayakinkan gadis itu akan kesungguhannya pada gadis itu.
"Percayalah vi..." lirihnya lagi
"Tapi yel...., aku tidak ingin menyakitimu lagi, aku gag bisa yel.." ucap sivia sedikit terisak
"Via aku cinta kamu, aku sayang kamu, apapun,,, apapun yang kamu lakuin ke aku tidak akan pernah merubah perasaanku, TIDAK AKAN VIA" ucap gabriel meyakinkan sambil mempertegas kata terakhir yang ia ucapkan
Perasasn bersalah pun semakin dirasakan sivia, sungguh dia sangat sayang pada lelakinya itu, dan ia pun tau betapa cintanya lelaki itu padanya, tapi disitulah letak masalahnya, semakin ia tahu lelakinya begitu menyayanginya semakin ia ingin melepaskan lelaki itu, dia tak ingin terkekang akan rasa itu, dia tak ingin semakin merasa bersalah karna tidak bisa membalas rasa sayang yang sama besar dengan lelakinya.
"Sudahlah yel... aku juga sudah lelah,,, aku benar-benar tak bisa terus bersamamu lagi.. maafin aku yel" lirih sivia
"Kenapa?? apa karna alvin?? karna dia via??"


Aku  memang  manusia  paling  berdosa
Khianati  rasa  demi  keinginan  semu
Lebih  baik  jangan  mencintaiku  aku  dan  semua  hatiku
Karena takkan pernah kau temui, cinta sejati

"....." sivia bungkam, ia tak menjawab pertanyaan gabriel, air mata pun semakin deras mengalir membasahi pipi putihnya, perasaan bersalah semakin membuat batinnya tak tenang, tak ingin, sungguh ia sangat tak ingin menyakiti perasaan lelaki dihadapannya lebih dari ini....
"vi jawab!!! benar karna alvin!!" bentak iyel yang sudah tak sabar menunggu jawaban dari mulut gadisnya itu
"Ya kamu bener yel tapi tak sepenuhnya karna alvin, alasan lainnya dan yang lebih penting itu didirimu dan perasaanku" lirih sivia menjelaskan.
"Karna diriku?? perasaanmu?? aku tak mengerti sivia" ucp iyel
"Sudahlah yel... cukup..... tak usah dibahas lagi please...."
"via jelasin, jangan buat keputusan sepihak begini yang bahkan alasannya pun tidak kamu jelaskan ke aku"
sivia menghela napas panjang berharap dia mendapatkan kekuatan untuk mengatakannya dengan menghela napas. gabriel telah menanti apa yang akan diucapkan sivia dengan mimik kekhawatiran. Dia berharap bukan kekecewaan yang akan didapatkannya melalui penjelasan sivia.
"Yel, aku tau kamu sayang sama aku, kamu perhatian sama aku, kamu berusaha jadi yang terbaik buat aku... tapi udah yel, semua itu udah cukup kamu lakuin sampe disini aja.... jangan lakuin yang lebi banyak lagi, aku tidak bisa membalas besar sayang kamu ke aku... bukan aku yel, bukan aku orang yang tepat untuk kamu perlakukan seperti itu, maaf.... maaf.... banget" jelas sivia pada gabriel, sebenarnya sungguh tak ingin sivia berkata begitu pada gabriel, dia benar-benar tak ingin menyakiti perasaan gabriel lebih dari ini, sudah cukup banyak luka yang ia torehkan di hati lelaki itu, dan sudah cukup lama pula dia bertahan untuk tetap ada disamping lelaki itu meski ia setengah hati dengan perasaannya. Kini ia berharap semua berakhir sampai disini, ia ingin hatinya terlepas dari kekangan cinta gabriel untuknya.
"Jadi?? kamu ingin semua diakhiri sampai disini?? setelah begitu banyak kisah suka dan duka yang kita lalui bersama??" tanya gabriel yang tetap menggenggam tangan sivia.
sivia hanya mengangguk mengiyakan. Beberapa saat hanya hening yang terjadi disana. Sivia mencoba mengangkat wajahnya mencoba menatap wajah gabriel. Wajah sendu dan penuh kekecewaan yang terpeta jelas diwajahnya saat ini membuat perasaan bersalah dan tak tega semakin menyelimutinya.
"Tidak sivia, tidak,,, inilah keputusan yang terbaik untuk kalian berdua, percayalah" ucap sivia dalam hati, berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau keputusannya adalah keputusan yang tepat.

berakhirlah  sudah  semua  kisah ini
dan  jangan  kau  tangisi  lagi
sekalipun  aku  takkan  pernah  mencoba  kembali  padamu
sejuta  kata  maaf  terasa  kan  percuma
sebab  rasa  ku  tlah  mati  untuk  menyadarinya

"Kumohon vi... kita coba kembali, sekali lagi, aku janji aku tidak akan mengekangmu, aku tidak akan lagi membuatmu terluka. aku mohon vi..." mohon gabriel pada sivia seraya mengeratkan genggaman tangannya
"Aku sungguh tak bisa yel, sudahlah, sudah cukup sampai disini cerita kita, carilah gadis yang lebih baik dariku yang bisa mengerti kamu, yang selalu bisa ada disampingmu, dan yang pantas mendapatkan hatimu, tapi bukan aku yel,, bukan aku...." ucap sivia sambil menarik tangannya daru genggaman tangan gabriel.

semoga  saja  kan  kau  dapati
hati  yg  tulus  mencintaimu 
tapi  bukan  aku..................


"Yasudahlah jika memang itu yang terbaik untukmu, semoga kamu bisa menemukan seseorang yang bisa bahagiain kamu, tapi ingatlah aku selalu mencintaimu sivia azizah, gadisku yang paling ku cinta" gabriel beranjak meninggalkan sivia,, sivia semakin terisak, sakit rasanya, tapi dia sudah memilih mengambil jalan ini, jadi inilah dia, inilah jalan yang harus dilaluinya sekarang tanpa gabriel yang tak lagi mengiringinya.

--------------tamat--------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar